Sabtu, 13 Juli 2013



8 PERANAN RCC  DALAM GMDSS.
(THE ROLE OF RCC IN THE GMDSS).

A.    KONVENSI SOLAS 1974.
      Pada Sistem Keamanan dan Bahaya Maritim menurut ketentuan SOLAS 1974 didasarkan          pada persyaratan bahwa jenis kapal tertentu yang berlayar dilaut( tergantung dari route pelayaran yang ditempuhnya ) harus jaga dengar radio secara terus menerus pada frekuensi 500 kHz (telegrafi), 2182 kHz (radio telephony), pada channel 16 VHF (radio telephony).
     
      Ketiga frekuensi tersebut diatas digunakan untuk;
-          panggilan umum Internasional dan
-          frekuensi atau channel marabahaya.
      Menurut SOLAS 1974 tersebut diatas, jarak jangkau minimum peralatan radio kapal ada 150 mil. Karena terbatasnya jarak jangkau yang relatip sangat pendek tersebut, kapal yang mengalami musibah hanya mungkin dapat ditolong oleh kapal yang berada disekitar lokasi musibah tersebut. Hal ini berarti bahwa SOLAS 1974  System, hanya memnyediakan operasi antar kapal dalam mengatasi keadaan marabahaya dilaut. Tetapi stasiun radio pantai yang dibuka untuk pelayanan komunikasi korespondensi umum  juga dipersyaratkan untuk melaksanakan tugas jaga dengar radio pada ke-3 frekuensi dan channel tersebut diatas.

B.      GMDSS SYSTEM.
Persyaratan peralatan radio kapal dalam GMDSS System, tergantung dari kapal tersebut dioperasikan pada wilayah perairan laut ( sea area ) mana.

Wilayah perairan laut (sea areas ) ditentukan sebagai berikut:

      A1 : adalah wilayah perairan pantai yang diliput oleh stasiun radio pantai VHF, dimana ter-
             sedia jaga VHF DSC ( channel 70 ) secara terus menerus (24 jam).

A2; adalah wilayah perairan yang diliput oleh stasiun radio pantai MF, dimana tersedia jaga       MF DSC (pada frekuensi 2187,5 kHz ) secara terus menerus. Kecuali wilayah A1.

A3: adalah wilayah perairan yang diliput oleh INMARSAT geostationary satellite system.
       Sistem jaga marabahaya pada wilayah perairan ini tersedia secara terus menerus.
       Kecuali wilayah A1 dan A2.

A4; Semua wilayah perairan yang tidak termasuk wilayah A1, A2, A3. Jaga siaga marabahaya dengan HF DSC tersedia terus menerus.

Sistem jaga siaga marabahaya untuk semua wilayah perairan tersebut tersedia secara terus
menerus (24 jam ).

GMDSS memanfaatkan teknologi automatisasi modern, baik pada sistem komunikasi
terestrial maupun sistem komunikasi satellite.
Salah satu konsep dasarnya ialah membuat agar kapal-kapal dapat mengirim berita maraba-
haya ke RCC didarat, seperti halnya mengirim berita siaga marabahaya ke kapal-kapal dise-
kitar lokasi musibah. 
Pada waktu peringatan siaga marabahaya (alerts) diterima oleh RCC, berita peringatan tersebut segera disalurkan ke Unit SAR dan ke kapal-kapal disekitar lokasi musibah.
Didalam GMDSS , dibuat susunan sedemikian sehingga dapat dikirim berita siaga marabahaya ke-3 arah , yaitu;
a. dari kapal kedarat,
b. dari kapal kekapal 
c. dari darat ke kapal.
 
Hasil dari pengembangan ini ialah; keberhasilan meningkatnya kecepatan berita siaga mara
bahaya , waktu berita marabahaya yang lebih pendek, serta waktu mendapatkan tanggapan yang lebih cepat.Oleh sebab itu mendorong keberhasilan operasi pencarian dan pertolongan (SAR) dilaut.

C.  RCC,MRCC DAN KOORDINASI SAR.

Sebelum membahas hal tersebut diatas, perlu diketahui singkatan dan istilah-istilah dibawah ini:

SRR = Search and Rescue Region = Wilayah kegiatan SAR nasional yang menjadi tanggung jawab negara tertentu.

MRCC = Maritime Rescue Coordinating Centre= Pusat koordinasi kegiatan pertolongan
                atau kegiatan penanggulangan musibah (Rescue) Maritime.

MCC   = Mission Control Centre = Pusat pengendalian tugas/kegiatan penaggulangan mu                      sibah maritime. Biasanya ada di LUT (Local User Terminal ). Di Cengkareng ada
               LUT milik BASARNAS.

On Scene Commander = adalah Nakhoda kapal SAR yang ditunjuk untuk memimpin satuan
                                        tugas SAR dilokasi musibah.

Surface Search Coordinator = adalah Nakhoda kapal niaga dilokasi musibah yang ditunjuk            
                                                 untuk memimpin satuan tugas SAR dilokasi musibah.

IMO telah menciptakan SAR Convention, yang mensyaratkan bahwa setiap negara harus memberikan pelayanan penanggulangan musibah maritime dan pengamatan atau penjagaan disepanjang garis pantai diwilayah hukum nasionalnya.
Tujuan SAR Convention ini ialah untuk menjamin bahwa pelayanan SAR selalu tersedia bagi para pelaut.
Dasar pemikiran konvensi ini ialah bahwa disemua wilayah samudra harus dibagi-bagi menjadi SRR nasional masing-masing negara tersebut.
Lebih jauh bahwa, 1 atau lebih MRCC dalam SRR harus mengendalikan atau mengontrol semua kegiatan SAR maritime didalam SRR tertentu.
Tujuannya ialah untuk menciptakan sistem SAR yang mencakup seluruh dunia dan meme- nuhi ketentuan GMDSS.
Tetapi lebih jauh ternyata hanya 38 negara yang sudah meratifikasi IMO SAR Convention tersebut, jadi negara tersebut telah menyediakan pelayanan SAR seperti yang ditentukan SAR Convention tersebut.

Tergantung dari musibah atau kegiatan SAR tersebut terjadi, didalam atau diluar  SRR tertentu, operasi SAR akan dilaksanakan dalam 2 cara, yaitu:

Didalam batas-batas SRR, panggilan marabahaya selalu disalurkan ke MRCC yang bertanggung jawab.
MRCC akan bekerja sama dengan Stasiun Radio Pantai, Stasiun Bumi Pantai (CES ) dan
MRCC (Cospas Sarsat Mission Control Centre).
Dalam melaksanakan koordinasi operasi SAR , MRCC akan menggunakan Unit atau team SAR, kapal-kapal, dan kapal terbang/helicopter yang dibawah wewenangnya.
On Scene Commander atau Surface Search Coordinator akan ditunjuk untuk membantu MRCC dalam kegiatan SAR.
Biasanya, operasi SAR yang dilaksanakan didalam batas-batas SRR berfungsi dengan baik dan sangat efisien, karena Pemegang wewenang penanggulangan musibah didarat (MRCC)
menguasai keadaan SRR-nya sendiri dan mengetahui sumber daya yang ada didalamnya.

Diluar batas batas SRR, panggilan marabahaya disalurkan ke MRCC yang bersangkutan melalui stasiun radio pantai, stasiun bumi pantai (CES), dan MCC, yang kemungkinan lokasi MRCC tersebut ditempat yang jauh ber-ribu-ribu mil jaraknya dari lokasi musibah.
Ketika MRCC menerima panggilan marabahaya, langkah selanjutnya ialah mencoba menentukan lokasi MRCC lainnya, atau badan lain yang mempunyai wewenang / kapal disekitar lokasi musibah (Surface Search Coordinator) untuk mengambil alih tanggung jawab dan koordinasi pertolongan yang diperlukan.
Jika terlaksana yang demikian (khususnya dengan Surface Search Coordinator) berarti kembali kepada sistem yang lama, pelaut menolong pelaut tanpa ada bantuan dari badan yang berwewenang untuk penanggulangan musibah didarat.
    Pada waktu MRCC menerima peringatan siaga marabahaya atau informasi tentang adanya           situasi bahaya dilaut, ia segera mengadakan evaluasi tentang situasi tersebut.
MRCC menggunakan 3 tingkat kategory untuk untuk menentukan situasi bahaya dilaut tersebut:

a)  phase belum menentu
b)  phase siaga
c)  phase bahaya

Pada situasi kategori a) dan b), MRCC mulai men-check kondisi kerja sistem komunikasinya, dan pada saat yang sama menggunakannya agar dapat menyiapkan informasi yang mendukung tentang kapal-kapal yang ada ( kapal SAR dan kapal lain terutama disekitar lokasi musibah )sebaik mungkin. 
Tindakan selanjutnya yang harus diambil oleh MRCC pada saat seperti ini, yaitu MRCC atas dasar informasi yang ada padanya, harus memberikan peringatan siaga kepada sumberdaya SAR yang bertugas untuk itu serta mempersiapkannya untuk beraksi.

Ketika phase bahaya telah terjadi, tidak perlu ada waktu yang terbuang lagi bagi MRCC. Secepat mungkin MRCC mulai bekerja dan tugas pertamanya, yaitu menentukan lokasi kapal yang mengalami musibah seteliti dan secepat mungkin.
Informasi posisi kapal yang mengalami musibah sangat penting, agar MRCC dapat menentukan luas wilayah pencarian yang akan dilakukan pencariannya oleh unit SAR.
Pada tahap ini biasanya MRCCmemerlukan bantuan dari badan  atau unsur yang tidak berada dibawah organisasi SAR , misalnya kapal-terbang, kapal atau unsur pelayanan lainnya.

Penyaluran peringatan siaga marabahaya dari MRCC kekapal-kapal disekitar lokasi musibah , dilaksanakan menggunakan sistem komunikasi satellite keSES/stasiun radio kapal dan sistem komunikasi terestrial pada frekuensi yang dijatahkan untuk itu.
Agar peringatan siaga marabahaya tersebut tidak disiarkan kepada semua kapal yang berada diwilayah laut yang luas, panggilan marabahaya sebaiknya dialamatkan kepada kapal yang khusus, kelompok kapal-kapal yang telah ditentukan, atau kekapal-kapal diwilayah perairan pada wilayah geografi tertentu.

Tugas penting lainnya yang harus dilakukan oleh MRCC diantaranya ialah:

-       memberikan informasi kepada pemilik atau agent kapal tersebut tentang situasi kapalnya.
-       memperingatkan/memberi tahu RCC/RSC lainnya.
-       Memberi informasi tentang hal tersebut diatas kepada Konsul/pejabat diplomatic negara yang bersangkutan.
-       Memberi tahukan  kepada kapalterbang, kapal-kapal dan pelayanan SAR lainnya bahwa bantuan lebih lanjut tidak diperlukan lagi.

Kesimpulannya , diluar batas-batas SRR yang sudah ada (resmi dibentuk) belum dibentuk SRR lainnya, bahkan banyak negara yang belum me-ratifikasi SAR Convention.

Tetapi sebagian besar negara-negara yang terlibat (kegiatan SAR)  berusaha memenuhi garis arahan/pedoman atau rekomendasi  IMO.
                                                                  TRIM
Trimming Moment = w x d ( d = distance from COF )
Area of Waterplane = L x B x Cw
Volume of Displacement = L x B x D x CB
                                TPCsw = 1.025A
                                                   100
FWA =  W  .
          40 TPC
                           DWA = FWA (1.025 – R.D)
                                                 0.025
MCTC = WGML
                  100L
                           TPCDW = R.D x TPCSW
                                                1.025
MCTCDW = R.D x MCTCSW
                           1.025
                                           Displacement(DW) = RD x Displacement(sw)
                                                                             1.025
Sinkage (cms) =   w .
                            TPC
                                                    COT = Trimming Moments
                                                                         MCTC
COD Aft =  la x COT
                     L
COD Fwd = COT – COD Aft

                                       WHEN THE VESSEL IS EVEN KEEL
LCG = LCB
FOR A BOXED SHAPED VESSEL
BM = BxB
           12d
KB = draft
            2
FOR A BOX SHAPED VESSEL WHEN DISPLACEMENT CONSTANT
                                     New Draft       =     Old Density
                                     Old Draft                New Density
DRY DOCKING
HYDROSTATIC TABLES AND VESSEL ‘A’ TYPE PROBLEMS
Proceed as follows :
1. Find mean draft from the present given drafts.
2. From this mean draft, look in tables for LCF
3. Using that LCF, calculate TMD
4. From the TMD, look in tables and find MCTC, LCF and DISPLACEMENT
5. Calculate now P-Force
6. For Displacement (W) at Critical Instant, find W-P
7. From this new (W), look in tables for KMT
8. Now find Virtual loss of GM and use new KMT but old Displacement (W)
9. Find now initial GM, using the new KMT
10. Apply Virtual loss of GM in it and find the EFFECTIVE GM.
SOME BASIC FORMULAS
Area of Waterplane = L x B x CW
…. L = Length of vessel
…. B = Breadth of vessel
...CW = Co-efficient of Waterplane
Volume of Displacement = L x B x d x CB
…. d = depth of vessel
….CB = Block co-efficient
Volume (V) = L x B x d
Displacement (W) = L x B x d x R.D
... R.D = Relative density of water

TRANSVERSE STABILITY
Rectangular Waterplanes
BM = I . where I = LxBxBxB
          V                       12
…. V = Volume of vessel
Depth of centre of buoyancy below water line:  = 1 ( d + V )
                                                                                3    2    A


Transverse Stability

STABILITY NOMENCLATURE
  • K = Keel
  • G = Center of gravity
  • B = Center of Buoyancy
  • M = Metacentre
  • ø = Angle of Heel
  • BM = Metacentric Radius
  • GM = Metacentric Height
  • GZ = Righting Lever measured from G
  • KB = Height of Center of Buoyancy from keel
  • KG = Height of Center of Gravity from keel
  • KM = Height of Metacenter from keel
KM = KG + GM
KM = KB + BM
GZ = KN - KG
x sin ø where KN can be found from KN curves
Righting Moment = Δ
x GZ where Δ = displacement
CALCULATION OF KG
KG = Total Vertical Moment of Weights about keel [metre.tonnes]
                                       Δ [tonnes]
GG1 = Moment of Weight,W shifted over Distance, D [metre.tonnes]
                                       Δ [tonnes]
       : vertical shift of G
CALCULATION OF KM
KM = KB + BM
KB = 0.53 x Draft   [metre]
BM =    2nd moment of waterplane area       =   I   [metre]
                volume of displacement                    V
              where I = L x B3  [metre4]  for a rectangular barge
                               12
CALCULATION OF GM
GM = KM - KG

VIRTUAL LOSS OF GM DUE TO FREE SURFACE
GGv =          s.g. of Liquid in the Tank             x    I     x    1 
           s.g. of Water in which vessel floats           V          n2
where GGv = virtual rise in G or deduction in G
              I =  2nd moment of the free surface about the centre line
                =  L x B3  [metre4]  for a rectangular compartment
                      12
              L = Length of the Tank [metre]
              B = Breadth of the Tank [metre]
              V = Volume of the Tank [metre3]
              n = number of longitudinal compartments into which the tank is
                    subdivided

LARGE ANGLE STABILITY
- where the force of buoyancy can no longer be considered to act vertically upwards through the initial metacentre, M
GZ = (GM + ½BM.tan2 ø) sin ø
      : for ship's side that are "WALL-SIDED" in the vicinity of the water line
Note:-   for small angle stability, the term ( ½BM.tan2 ø) becomes negligible
                GZ = GM.sin ø



CHANGE OF TRIM
- the difference between initial trim and final trim i.e. change of draught forward + change   of draught aft
Trimming Moment = Weight x Distance shifted = W x d [tonnes.metre]
Change of Trim, t = Trimming Moment [metre]
                               100
x MCT.1cm
MCT.1cm = Moment To Change Trim by 1 cm
              = Δ x GM L [tonnes.metre]
                  100
x L
               Δ x BM L [as GML is small when compared with BML]
                  100
x L
               where Δ = displacement [tonnes]
                     GM L = Longitudinal Metacentric Height
                     BM L = height of the longitudinal metacentre, ML
                               above centre of buoyancy, B
GML = KB + BML - KG [metre]
where BML = long. 2nd mmt of waterplane about centre of flotation, F
                                              volume of displacement
                 =  I L [metre]
                     V
Change of draught aft, ta =  l a x change of trim [metre]
                                     L
Change of draught forward, tf =  l f x change of trim [metre]
                                            L
Change in mean draught = Weight loaded or discharged [metre]
                                                    TPC
TPC = Tonnes per Centimetre Immersion
       = Aw x ρ
            100
         where Aw = area of waterplane [metre2]
                        = L x B x Cw (waterplane area coefficient)
                     ρ = density of sea water [tonnes per metre3]

LARGE CHANGE IN DISPLACEMENT
Trimming Moment = Δ x (longitudinal separation LCG and LCB)
           where LCG = Longitudinal centre of gravity [metre]
                     LCB = Longitudinal centre of buoyancy [metre]

CHANGE IN DENSITY
Change in Mean draught due to change in density =   Δ   x (ρ1 - ρ2)
                                                                            Aw     (ρ1.ρ2)
Trimming Moment = Δ x (horizontal shift of LCB)
     or (mass of layer of water added or removed due to change in density) x
          (horizontal distance between initial LCB & final LCF of waterplane)